BLANTERWISDOM101

Menyutradarai Aktor: Sebuah Catatan -6

Rabu, 03 Mei 2023


Oleh: Judith Weston

(diterjemah bebas oleh Eko Santosa dari bagian Introduksi buku, Directing Actors Creating Memorable Performances for Film and Television, tulisan Judith Weston, terbitan Michael Wiese Production tahun 1996) 

Hubungan Aktor dan Sutradara (lanjutan)

Jika Anda memahami naskah, tahu bagaimana bercerita secara filmis, dapat mengubah akting yang buruk tampak baik, dan aktor menurut saja, ini bukan berarti pekerjaan Anda membuat akting menjadi lebih baik. Ini adalah pekerjaan aktor untuk menemukan akting yang baik dan untuk menyesuaikan arahan yang Anda berikan serta untuk meyakinkan bahwa arahan yang Anda berikan memang terpercaya.

Akan tetapi, jika Anda pengamat dan aktor adalah yang diamati, bukankah Anda memiliki kesempatan untuk mengarahkan aktor ketika penampilannya tidak cukup baik? Dan jika Anda melihat mereka pasrah menerima, jika Anda melihat mereka menemukan kesulitan untuk menentukan arah laku, dan jika Anda tahu bagaimana cara membantu mereka – bukankah ini hal yang baik? Anda bisa saling membantu satu sama lain. Sebagai contoh, blocking (pemolaan arah gerak aktor) merupakan bagian dari tugas sutradara namun seringkali aktor membantu Anda dalam melakukan blocking. Mereka akan berkata, “Saya memiliki hasrat untuk bergerak ke sana menuju garis itu,” dan Anda akan berkata, “Wow, sepertinya itu dapat menyelesaikan persoalan.”

baca juga : Menyutradarai Aktor: Sebuah Catatan -5

Tanggung jawab utama sutradara – dan prerogatif yang dimiliki -  adalah menyampaikan cerita. Hal ini berarti menemukan struktur naskah dan menyusun peristiwa-peristiwa sehingga sehingga menjadi wah dan tak terbantahkan. Anda mengarahkan para aktor agar laku aksi dan interaksi mereka benar-benar menghidupkan peristiwa. Seorang aktor memiliki tanggung jawab – dan prerogatif – menciptakan perilaku terpercaya ketika mengikuti arahan sutradara sekaligus memenuhi tuntutan naskah. Aktor dan sutradara harus saling menghormati wilayah kreatif masing-masing.

Di dalam tingkatan praktis, hal ini mungkin berarti bahwa seorang aktor menyetujui bahwa arahan Anda tersebut logis dan cocok, dan ia mematuhi Anda karena belum menemukan cara untuk menentukan bagaimana berakting dan arahan Anda dapat memberikan rangsangan serta pemahaman. Hal ini terjadi karena kita tidak berurusan dengan kecocokan kimiawi melainkan kecocokan manusiawi.

Pada titik ini aktor dan sutradara dapat bertengkar atau berkolaborasi. Saya tidak senang menggunakan kata “kompromi” karena hal itu menandakan bahwa Anda dan aktor sepakat atas hal-hal yang kurang dari apa yang diinginkan dan dipercayai. Kesepakatan lebih cenderung bersifat sintetsis. Aktor dan sutradara adalah tesis dan antitesis; masing-masing mempersiapkan, masing-masing membawa pemahaman naskah terbaik dan imajinasi atasnya; lalu mereka saling bertemu dan masing-masing memberikan semua yang dimiliki itu. Kemudian hal yang baru lahir dari proses itu, gagasan karakterisasi yang mungkin lebih baik dari yang Anda pikirkan sendiri. Respon paling menyenangkan dari aktor atas arahan Anda adalah ketika ia berkata, “Nah, hal itu memberiku gagasan atas apa yang akan aku lakukan.”

Hal tersebut merupakan pertanda baik. Membuka tabir di sebalik naskah, mencoba menemukan, dan menerapkannya. Aktor dan sutradara dapat melakukan ini bersama-sama, di dalam satu latihan, atau secara terpisah lalu saling bertemu bincang; mereka dapat menjaga rahasia dari aktor lain, bahkan di antara mereka sendiri; mereka dapat membangun komunikasi efektif di mana hanya kata-kata yang perlu saja yang disampaikan. Anda mungkin dapat memulai dari wawasan yang dapat mengubah penampilan yang bagus menjadi tak terlupakan – Anda mungkin mampu hadir dan melahirkan penciptaan karakter yang tidak akan dilupakan oleh penonton dalam kurun waktu lama setelah film berakhir. Hal ini bisa saja bersifat adiktif, bekerja dengan para aktor berbakat dengan kreativitas tingkat tinggi, bersinar dan saling menantang antara satu dengan lainnya melalui gagasan dan imajinasi.

Tingkat kepercayaan untuk kerja semacam ini sungguh membutuhkan usaha keras. Jessica Lange, dalam sebuah interviu di Los Angeles Times, berkata, “Para aktor akan selalu berada dalam kemurahan hati atas integritas sutradara. Ini merupakan kepercayaan yang melompat, dan kadang-kadang Anda melompat jatuh ke jurang tanpa mendapat keuntungan.” Donald Trump, juga di Times, dalam konteks hubungan aktor-sutradara, menyatakan, “Hal ini seringkali seperti hubungan seksual. Saya merasa sebagai selirnya.”

Para aktor menolak arahan memiliki risiko; mereka mengabaikan potensi untuk tampil secara wajar, sadar, dan tidak mementingkan diri sendiri. Dan Sutradara, sekali mereka memberikan peran kepada seorang aktor, harus mengikhlaskan peran tersebut pada aktor; Anda mesti berhenti menghakimi; ini saatnya untuk menerima. Kadang-kadang, Anda mesti menyesuaikan atau bahkan melepaskan diri dari gagsan atas karakter meskipun mungkin tidak sepenuhnya cocok bagi aktor tersebut. Selain itu Anda harus selalu memberi tahu aktor bahwa seberapapun besar risiko yang Anda minta kepada aktor, Anda juga mau mengambil risiko tersebut. Orang yang takut intimasi dan konfrontasi mungkin tidak akan bisa menjadi sutradara. (**)

____________________________

Untuk lanjutannya, sila baca: Judith Weston. 1996. Directing Actors Creating Memorable Performances for Film and Television. Michael Wiese Production.


Share This :

0 komentar