BLANTERWISDOM101

Menyutradarai Aktor: Sebuah Catatan -4

Rabu, 19 April 2023

Oleh: Judith Weston

(diterjemah bebas oleh Eko Santosa dari bagian Introduksi buku, Directing Actors Creating Memorable Performances for Film and Television, tulisan Judith Weston, terbitan Michael Wiese Production tahun 1996) 


Keterampilan Menyutradarai (lanjutan)

Beberapa siswa melontarkan pendapatnya bahwa pada mulanya gagasan dan teknik yang saya ajarkan terlihat radikal dan tak bisa dipertahankan. Seorang penulis muda menyampaikan apa yang pernah saya katakan, “counter-intuitive”. Pada awalnya saya terkesima, namun kemudian saya menyadari bahwa banyak orang menganggap bahwa opini adalah intuisi. Opini sangatlah mudah didapat karena tidak memerlukan refleksi. Kadang-kadang orang berpikir bahwa intuisi adalah gagasan awal yang muncul dalam diri dan intuisi tidak memerlukan refleksi. Padahal, agar Anda dapat mengakses intuisi, Anda mesti berada di dalam relung gagasan yang belum tersusun baik dan mengakses sumber terdalam. Anda harus mengenalinya dan mengabaikan pilihan-pilihan yang berseliweran, terlihat jelas serta klise.

Saya bukan hendak mempengaruhi Anda untuk tidak percaya pada intuisi Anda sendiri. Namun perlu dipahami bahwa sutradara yang baik memiliki instink yang baik pula. Tidak ada resep yang dapat saya berikan kepada Anda yang berisi garansi bahwa film yang akan Anda hasilkan berkualitas baik. Setiap aturan yang saya berikan kepada Anda dapat Anda patahkan jika memang hal itu akan membuat film Anda menjadi lebih baik. Teknik tidak akan pernah berakhir pada dirinya sendiri. Tujuan utama teknik adalah untuk menyiapkan dasar inspirasi.

baca juga : Menyutradarai Aktor: Sebuah Catatan -3

Setiap orang memahami apa yang mesti dilakukan ketika sudah mendapatkan inspirasi. Memang benar demikian adanya secara definitif. Namun demikian, Anda tidak bisa memutuskan untuk terinspirasi. Dan jika Anda mencoba untuk terinspirasi, usaha keras yang dilakukan akan menimbulkan ketegangan, membawa Anda semakin menjauh dari “kerja tanpa banyak usaha” yang menjadi karakterisasi inspirasi.

Teknik memiliki dua hal yang istimewa; pertama, membuat Anda merebahkan (menenangkan) diri, sesuatu yang biasanya dilakukan ketika Anda menunggu inspirasi dan kedua, menyegarkan pikiran Anda, membuat berpikir, membuat pilihan – dan kemudian Anda siap untuk inspirasi - bisa saja inspirasi datang mendadak. Ketika Anda bekerja dengan baik, Anda berada di ruang teraman untuk mempercayai instink Anda.

Ketika Anda bekerja dengan baik, Anda mungkin akan bingung antara intuisi dan asumsi, mungkin Anda membuat prasangka yang salah untuk sebuah visi. Jadi saya ingin mengajak Anda mengubah kebiasaan; saya mengajak Anda untuk mempertanyakan kebijakan konvensional, untuk menyelami prasangka dan asumsi Anda, untuk bergerak ke bawah permukaan, dan membangunkan intuisi Anda pada tataran yang baru dan lebih dalam. Dengan kata lain, belajar untuk mengikuti tata aturan lalu kemudian melupakannya.

Hal ini memerlukan usaha, mungkin lebih keras daripada hal-hal yang menyangkut penyutradaraan. Namun, saya akan membawa Anda melewatinya, langkah demi langkah. Sekali Anda berada di dalamnya, Anda akan merasakan kebebasan. Dan jika Anda berada di antara orang-orang yang bahagia karena telah mendapatkan dan berhasil dengan teknik penyutradaraan, maka Anda telah memahami bagaimana pentingnya untuk terus belajar dan bertumbuh. Latihan-latihan (yang ada di buku ini) sungguh menantang, menyegarkan, dan akan meningkatkan kemampuan serta imajinasi Anda.

Satu peringatan saja: saya tidak akan mengajari Anda untuk menjadi “komersil”. Mencoba untuk komersil hanyalah alasan agar tidak perlu bekerja keras mencari orisinalitas. Tidak ada seorangpun sesungguhnya yang tahu apa itu komersial, tidak ada yang tahu sampai koran pagi mengabarkan daftar box office (pendapatan sebuah film dari hasil tayangnya) mingguan. Dalam bisnis ini, orang-orang yang menyatakan bahwa mereka dapat menggaransi Anda untuk sukses secara komersial tidaklah patut dipercaya.

=== bersambung ===


Share This :

0 komentar