BLANTERWISDOM101

Menyutradarai Aktor: Sebuah Catatan -2

Rabu, 05 April 2023


Oleh: Judith Weston

(diterjemah bebas oleh Eko Santosa dari bagian Introduksi buku, Directing Actors Creating Memorable Performances for Film and Television, tulisan Judith Weston, terbitan Michael Wiese Production tahun 1996) 

Aktor: Orang Lain yang Misterius

Menyutradarai film atau televisi merupakan pekerjaan penuh taruhan. Dalam bekerja Anda perlu atensi setiap saat, memerlukan komitmen sehingga Anda akan menggunakan sumber daya yang ada bahkan sampai menyeret Anda ke batas seolah Anda melakukan rafting di sungai pekerjaan entertainment. Namun bagi beberapa sutradara, kemenarikan yang muncul dalam projek baru akan berubah menjadi gelisah ketika mulai bekerja dengan aktor.

Industri entertainment sering berkonflik dengan para aktor. Aktor seringkali melakukan dua hal, yaitu terlalu menjilat ke atas dan memandang ke bawah. Para aktor adalah orang lain yang irasional dan membingungkan. Banyak sutradara berasal dari latar belakang teknik dan hanya sedikit yang tahu bagaimana aktor bekerja. Sutradara yang berasal dari sisi produksi sebuah film mungkin telah memiliki prasangka terhadap aktor. Seringkali timbul perasaan di lokasi pembuatan film atau (drama) televisi, jika dibandingkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh kru untuk bekerja, maka para aktor tidak bisa benar-benar  dianggap bekerja. Lagipula, kalau dipikir, orang yang bisa berjalan sambil berbicara pasti bisa melakukannya bukan?

baca juga : Menyutradarai Aktor: Sebuah Catatan-1

Penulis yang bertindak sebagai sutradara sering bermasalah dan tidak sabar menghadapi aktor karena mereka tidak mengucapkan baris kalimat dialog tepat seperti yang diimajinasikan penulis. Sutradara yang berbakat dalam bidang visual dan piawai soal kamera sering merasa tak nyaman dengan dialog, aktor juga sama. Dan saya minta maaf untuk mengatakan bahwa berdasar observasi yang saya lakukan, mahasiswa yang lulus bahkan dari sekolah film berkualitas, tidak tahu sama sekali teknik menyutradarai aktor.

Memang, banyak orang percaya bahwa menyutradarai aktor tidak bisa diajarkan, hal ini lebih berkait dengan instink dan intuisi, yang mungkin Anda miliki atau tidak. Menurut pengalaman saya, dari banyak sutradara yang saya temui, termasuk yang berbakat dan sukses, secara praktik tidak memiliki kemudi ketika mesti menyutradarai aktor, dan lebih parahnya, mereka malu-malu untuk meminta bantuan.

Banyak sutradara memahami bahwa mereka akan dapat keuntungan melalui komunikasi yang lebih baik kepada aktor. Akhir sebuah cerita buruk sebagai akibat dari kegagalan komunikasi antara sutradara dan aktor adalah pertengkaran. Sangat mudah untuk dilihat bagaimana hal ini terjadi ketika seorang sutradara kurang berpengalaman menghadapi aktor yang sudah malang-melintang dan terkenal. Aku pernah mendengar sebuah cerita tentang seorang bintang ternama yang memiliki citra sebagai pria tangguh yang mana setiap berada di samping sutradara ketika bekerja, sang sutradara akan menoleh kepadanya dan berkata, dengan volume tinggi sehingga didengar para kru, “Memangnya aku harus bagaimana menurutmu?” Mungkin saja yang terjadi, aktor tersebut mencoba membuat sutradara rileks dengan menggoda agar tidak terlalu tegang dalam bekerja atau mungkin memang ia sengaja secara kasar memberi tahu teman aktor dan kru yang lain, bahwa sutradara tersebut menurutnya kurang piawai dalam mengarahkan.

Bukanlah hal yang biasa bagi para aktor untuk terkejut karena sutradara tidak mengenal mereka dengan baik. Tipikal sutradara pemula terlalu memperdulikan nilai utama produksi berdasarkan anggaran yang tersedia, namun kurang memberi perhatian dan persiapan dalam mengarahkan pengadeganan. Sebagai hasilnya, hal terjelek dari film berbiaya rendah adalah mutu akting pemainnya. Problem komunikasi sesungguhnya tidak dibatasi pada pembiayaan rendah dan sutradara yang kurang piawai. Kadang-kadang sutradara terkenal dan aktor terkenal seringkali merasa kecewa setelah bekerja sama. Mengapa? Karena, meskipun piawai dalam hal membuat film denagn latar belakang teater dan televisi serta telah banyak melakukan latihan, namun kurang memiliki teknik yang pas dan diperlukan dalam hal bekerja dengan aktor.

==== bersambung ====


Share This :

0 komentar