BLANTERWISDOM101

Menerapkan Ketrampilan Sebagai Aktor - 5

Rabu, 15 Maret 2023

Oleh: Paul Elsam

(diterjemah bebas oleh Eko Santosa dari bagian 1 buku Actingcharacters 20 Simple Steps from Rehearsal to Performance, tulisan Paul Elsam, terbitan A&C Black, London)    

7. Mampu beradaptasi dengan gaya penampilan yang sesuai berdasarkan media yang digunakan

Satu keahlian yang paling sulit yang bakal Anda perlukan untuk pengembangan adalah kemampuan untuk menaikkan atau menurunkan level penampilan/permainan Anda dalam rangka merespon ketersedian ruang dan media. Di sebarang teater besar, tujuan utama komunikasi Anda adalah menjangkau penonton secara menyeluruh. Di semua studio teater berukuran kecil sangatlah perlu bagi Anda untuk memproyeksikan permainan dalam rangka keterpahaman. Perbedaan kesiagaan diperlukan untuk kerja akting dalam segala bentuk teater berdasarkan jenis pemanggungannya. Proyeksi suara secara nyata merupakan keahlian penting untuk dikembangkan, lalu bagaimana dengan penggunaan tubuh? Secara teknis, getur kecil yang dirangsang emosi tertentu mungkin perlu diubah menjadi gerak-gerak besar tanpa harus kehilangan makna di balik aksi yang dilakukan. Selain itu, penampilah fisik Anda membutuhkan pengendalian, jadi gestur tubuh menjadi terbatas bergantung pada makna yang akan disampaikan.

Di dalam media seperti film, semua tujuan komunikasi memang juga mesti menjangkau seluruh penotnon. Namun bagaimanapun, ada perbedaan yang menyolok dalam melakukannya. Hal ini sangatlah vital. Dalam film Anda harus terlihat, “memikirkan pikiran”, ketika penonton menatap mata dan wajah Anda, maka mereka segera menangkap maknanya. Dan karena wajah Anda tingginya sekitar 20 kaki di layar bioskop, maka Anda harus benar-benar tampil meyakinkan.

baca juga : Menerapkan Ketrampilan Sebagai Aktor - 4

Tantangan utama dari keahlian berakting adalah perkawinan antara instink dan teknik. Sangatlah sia-sia berakting dengan segenap emosi namun penonton tidak bisa mendengarkan Anda. Sebaliknya, tidaklah menarik kiranya menyaksikan aktor yang suaranya terdengar jelas namun aktingnya tidak meyakinkan. Apa yang diperlukan untuk mengatasi hal ini adalah teknik yang baik yaitu kemampuan untuk menyatukan akting piskologis dan emosional dengan komunikasi yang baik kepada penonton. 

Di dalam pengalaman saya, beberapa aktor belajar, berdasar instink, salah satu dari tiga tipe, yaitu, penghayat (inhabiter), pencerita (storyteller), dan klasik (classicist). Saya pikir hal ini sangat untuk mengetahui seorang aktor lebih mendekati tipe yang mana dalam berakting. Hal ini dapat memberikan Anda kepercayaan diri dan menjadikan kekuatan karena dapat membantu Anda mengidentifikasi diri sekaligus memahami kelemahan. Jika Anda tidak terlalu yakin dengan pembagian ini, Anda bisa memulainya dengan bertanya pada kawan aktor yang lain.

  • Aktor penghayat, menghendaki dirinya menjadi karakter yang diperankan. Tipe aktor semacam ini akan memfokuskan diri untuk melibatkan diri secara mendalam kepada sisi psikologis dan emosional karakter yang diperankan demi keutuhan karakter. Jika Anda berakting di atas panggung atau saat syuting dengan aktor tipe penghayat, situasinya akan terasa sangat personal. Pada puncak terbaiknya, ia akan mampu membawa penonton mengobservasi, sisi jeleknya adalah ia akan menjadi benci dengan kehadiran pentonon dan hal ini dapat menghambat keinginannya berperan dengan teknik yang bagus. Seorang aktor penghayat perlu mengingat penontonnya, berempati dengan mereka, dan berkomunikasi secara baik dengan mereka melalui suara dan gerak tubuh.
  • Aktor pencerita suka menyampaikan cerita kepada penonton. Di dalam penampilannya, komunikasi difokuskan pada hal ini, dan bahkan ketika ia tidak benar-benar menyaksikan kehadiran penonton tetap saja ia akan perduli pada mereka, menjangkau mereka dan membagi pengalaman tokoh yang diperankan dalam cerita kepada mereka. Bermain dengan aktor pencerita, maka Anda akan selalu disadarkan akan kehadiran penonton. Dari perspektif penonton, aktor pencerita dapat menjadi penampil yang menyenangkan dan menghibur, sisi jeleknya ia akan kurang perduli dengan kawan mainnya dan juga aktingnya kurang jujur (dibuat-buat).
  • Aktor klasik tenggelam dalam teks yang berisi citraan dan menantang untuk disampaikan. Ia, umumnya seperti orang terpelajar, mengembangkan rasa nyaman dengan gaya tekstual lakon klasik, semacam Shakespeare, Wilde atau bahkan Berkoff yang neo klasik. Pada puncak terbaiknya, ia mengkombinasikan tipe penghayat dan pencerita dalam menampilkan tokoh peran secara jujur tanpa menghilangkan kehadiran penonton. Pada sisi jeleknya, ia akan terlalu mengikuti puitika teks, menarik perhatian penonton dengan gaya bicaranya dan kurang perduli kejelasan cerita karena lebih memperhatikan gaya penampilannya. Keahliannya untuk mengombinasikan dua tipe perlu ditambahi keberanian menghadapi teks-teks yang sulit.

Jadi, tipe akting yang manakah yang terbaik? Sejujurnya, tidak ada tipe yang lebih baik dari yang lain, namun jika Anda was-was dengan tantangan dan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada setiap tipe, Anda lebih baik berakting dengan baik sesuai yang Anda persiapkan untuk pementasan.

=== bersambung ===

Share This :

0 komentar