Oleh: Eko Santosa
Usaha pencarian dalam teater memang selalu tumbuh secara personal dalam diri seeorang yang suntuk terlibat di dalamnya. Bahkan, seorang pelaku teater amatir yang terlibat dalam sebuah produksi pementasan non-profit pun tidak menutup kemungkinan memiliki gagasan selepas pementasan usai. Gagasan dapat timbul dari sisi atau bidang apa saja dalam teater dan gagasan ini muncul karena adanya pertanyaan atau kekurangpuasan atas produksi yang dilakoni. Memang tidak semua gagasan terebut bernas, namun lahirnya gagasan seolah mentradisi dalam teater. Artinya, kehendak untuk membuat sajian teater tampak lain selalu ada.
baca juga : Pencarian Dalam Teater 2
Usaha pencarian selalu dimulai dari gagasan yang mana di dalamnya mengandung rasa ingin tahu. Untuk menjawab rasa keingintahuan ini diperlukan proses yang tidak sebentar. Selain itu mesti pencariannya juga memerlukan kesabaran atau akan berhenti di tengah jalan tanpa pernah menemukan apa yang ingin diketahui. Namun setelah pada akhirnya tahu, tidak kemudian berhenti pada frasa, “aku sudah tahu”, kemudian diam menikmati dalam waktu lama. Setelah pertanyaan diketahui jawaban, umumnya akan melahirkan pertanyaan baru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa memang proses pencarian itu tidak pernah bisa diketahui kapan akan berhenti. Selalu ada pembaruan-pembaruan. Memang demikian catatan sejarah perkembangan teater di mana dalam satu gaya tetap akan melahirkan kekhususan baru meski masih berada di ranah gaya yang sama.
Naluri perkembangan teater yang selalu merayakan perubahan ini menjadi penanda bahwa seni teater selalu dinamis. Oleh karena itulah, setiap perbedaan di dalam konsep dan penyajian teater tidak perlu melahirkan sitegang. Jika pada akhirnya, sebuah produksi pementasan itu diperuntukkan bagi penonton, maka kemudian penontonlah yang akan menentukan apakah konsep yang disajikan dapat diterima atau tidak. Dari penonton ini kemudian konseptor dapat belajar untuk meneguhkan atau menyempurnakan pencarian yang dilakukan.
Penilaian penonton memang bukan penilaian ahli, namun merekalah penikmat pertunjukan yang datang secara khusus. Oleh karena itu, kehadiran penonton menjadi sangat penting bagi peristiwa teater. Namun demikian, kritik yang disampaikan para ahli terkait konsep sajian juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Karena seni teater dapat dilihat dari berbagai sudut. Mungkin konsep sajian bagus karena penampilan aktor, namun kurang dalam hal pengelolaan tata artistik. Atau bisa saja, sajian secara keseluruhan bagus, namun akting para aktor kurang optimal.
Kekurangan-kekurangan di dalam pertunjukan teater lumrah terjadi dan hal ini justru memicu semangat para pencari untuk menyempurnakan pengetahuannya. Hal ini juga dapat dijadikan penanda bahwa memang apa yang dicari selalu akan mengarahkan pada pencarian berikutnya. Teater dengan demikian bukanlah titik henti, melainkan proses pencarian di atas pencarian. Karena itulah, pelaku teater sesungguhnya adalah para petualang estetik, dan tidak ada yang bisa menghentikan sang petualang selain dirinya sendiri. (**)
0 komentar