Oleh: Eko Santosa
9. Proses Produksi
Perjalanan produksi antara kelompok teater satu dengan yang lain tentunya berbeda. Prosedur atau langkah untuk menjalankan produksi bisa jadi sama, namun strateginya berbeda. Dalam perbincangan, proses produksi ini seringkali mewarnai, utamanya soal latihan-latihan dan kendala-kendala selama proses. Dari semua soal produksi, umumnya yang menyeruak adalah soal tenggat waktu yang ditentukan dan ketersediaan dana. Kedua hal ini berkait erat dengan produk yang dihasilkan. Ketersediaan waktu yang kurang untuk latihan akan berpengaruh pada kualitas permainan. Sementara kekurangan pendanaan akan banyak berpengaruh pada dukungan artistik pementasan.
baca juga : Perbincangan Seputar Teater - 8
Hal-hal semacam itu sebenarnya tidak akan terjadi ketika strategi produksi diterapkan. Penentuan waktu yang terkait dengan kemampuan pemain semestinya bisa dijadikan acuan untuk menentukan jenis produk. Artinya, tim produksi harus menyadari modal sumber daya manusia yang dimiliki sehingga tidak terlalu berlebihan dalam menentukan tingkat kesulitan karya yang akan diproduksi. Demikian halnya dengan ketersediaan dana yang ada, maka dapat ditentukan konsep artistik yang tepat untuk mendukung pementasan. Namun demikian, menentukan jenis produk dan dukungan artistik bukan perkara mudah. Bagi kelompok teater profesional yang memiliki pengalaman produksi cukup lama, penentuan jenis produk dengan kebutuhan waktu dan perkiraan dana sudah tersistem dengan baik. Akan tetapi berbeda tentunya dengan teater komunitas yang belum tentu memiliki program produksi tahunan. Mereka cenderung akan berpikir terpisah antara produk (karya) yang ingin ditampilkan dengan kerja pengelolaan produksinya. Artinya, fokus utamanya adalah pada pertunjukan yang ingin ditampilkan. Di sini, peran imajinasi terlalu kuat dan seringkali tak sebanding dengan kenyataan. Meski begitu, dari sinilah kelompok teater profesional belajar mengenai strategi produksi.
Strategi mencari dan mengelola dana untuk menjaga kualitas artistik pementasan merupakan satu hal yang sangat penting. Seringkali dalam perbicangan ditemui bahwa strategi produksi kurang dipahami dengan baik sehingga proses perjalanan pementasan banyak tersendat. Umum didapati terjadinya pembengkakan anggaran dalam beberapa seksi. Atau kesalahan-kesalahan perencanaan (perkiraan). Pada titik ini, kelompok teater sering tidak menyiapkan rencana cadangan. Prosedur kerja dilakukan sebagaimana semestinya dan tidak mempertimbangkan perkembangan yang ada dan dialami. Bahkan, dalam beberapa komunitas ketika pimpinan menyatakan bahwa apapun yang terjadi, karya tetap harus dipentaskan sesuai konsep yang sudah dirancang. Mungkin hal ini dianggap sebagai idealisme, namun dalam kacamata produksi kondisi ini bisa saja merugikan semua orang yang terlibat.
Ketetapan untuk tidak menyesuaikan diri terhadap perkembangan yang dijumpai selama proses memaksa semua orang untuk bekerja keras. Bahkan, seringkali terdengar, ada anggota produksi yang terpaksa berhutang, menjual barang milik pribadi, dan atau pengorbanan lain yang tak semestinya terjadi. Jika dapat mengubah pengalaman semacam ini menjadi pembelajaran adalah hal yang baik dan pasti akan melahirkan strategi dalam berproduksi. Namun, banyak pula kelompok teater yang tidak bisa mengambil pelajaran dari hal ini sehingga kondisi merugikan akan berjalan seiring produksi karya dilakukan.
Proses menemukan strategi produksi yang khas yang memerlukan banyak pengorbanan ini tidak ketika pada akhirnya berhasil tidak serta-merta bisa dijadikan pembelajaran bersama antarkomunitas. Dalam pengalaman perjalanan produksi teater komunitas, tidak jarang ditemui komunitas teater yang telah memiliki strategi produksi yang baik tidak mau membagi kiatnya. Bahkan, dalam konteks penggalangan dana, mereka menutup jalan menuju sumber dana tersebut. Akan tetapi, tetap ada juga kelompok teater, bahkan yang profesional yang mau memberikan pengetahuan mengenai strategi produksi. Dengan diapahaminya strategi produksi, maka kelompok teater akan memiliki pertimbangan dalam memproduksi karya terkait ketersediaan waktu, sumber daya manuisa, dan sumber dana yang dimiliki. Dalam konteks produksi, karya yang baik adalah karya yang mampu menjumpai penikmatnya dan tidak meleset dari hitung-hitungan matematis modal dan pendapatan.
==== bersambung ===
0 komentar