BLANTERWISDOM101

Perbincangan Seputar Teater - 3

Kamis, 06 Mei 2021


Oleh: Eko Santosa

3. Kesadaran kemudian
Kesadaran berteater umumnya muncul setelah melalui berbagai macam proses. Kesadaran ini hadir sebagi akibat dari introspeksi diri atas capaian yang diraih selama menjalani kehidupan berteater. Bahwa proses teater tidak mudah dan membutuhkan perjuangan bukanlah satu cerita melainkan kenyataan. Individu yang berhasil memiliki kesadaran kemudian akan melakukan evaluasi diri dan menentukan apakah terus berlanjut di teater dengan segala macam risikonya atau pindah haluan.

Tidak mudah bagi seseorang untuk memutuskan perihal tujuan hidupnya. Tidak sedikit kesadaran yang muncul kemudian ini membelokkan niatan awal seseorang, namun tidak sedikit pula yang meneguhkan diri untuk terus berada di teater. Situasi dan kondisi yang demikian tidak hanya terjadi di kalangan pelaku teater komunitas namun juga teater akademis. Fakta menyebutkan bahwa tidak semua orang yang menempuh studi khusus teater berkarir di bidang teater. Tidak semua orang yang sekolah di akademi akting berkarir menjadi aktor. Fakta ini banyak ditemui di berbagai negara. Seperti pernah disampaikan oleh Andy Nyman, bahwa banyak jebolan akademi teater dan akting yang akhirnya memilih profesi di luar bidang yang dipelajarinya.

baca juga : Perbincangan Seputar Teater - 2

Kesadaran tentang dunia keras teater yang penuh tantangan dan membutuhkan kerja keras serta semangat pantang menyerah, memang pada akhirnya akan memberikan gambaran komprehensif mengenai kerja sesungguhnya. Bukan sekedar bayangan tentang nikmatnya hidup sebagai aktor pujaan atau sutradara kenamaan. Bukan pula perihal previlege yang bisa didapatkan ketika teater mampu melambungkan nama seseorang di tengah kehidupan bermasyarakat. Kesadaran semacam ini memang sudah selayaknya muncul sehingga benar-benar menjadi penyaring bagi orang-orang yang memang hendak bergelut dalam dunia teater.

Namun, menurut Ute Pinkert, kesadaran yang diperoleh dalam proses berteater sebenarnya bukan hanya kesadaran yang hanya berkaitan langsung dengan teater tetapi juga kesadaran akan diri dalam menjalani hidup. Proses berteater secara tidak langsung adalah proses belajar bagi individu untuk lebih mengenal potensi dan karakter diri. Tidak jarang, seseorang menemukan passion lain setelah terlibat proses produksi teater. Passion ini pada akhirnya mengarahkan seseorang untuk bekerja, misalnya sebagai public relation, motivator, pelatih kebugaran, pedagang, dan pekerjaan lainnya. Dengan demikian, pilihannya untuk tidak bekerja di bidang teater bukan karena dirinya tak sanggup menjalani profesi teater tetapi justru karena proses teaterlah kesadaran untuk berprofesi lain itu didapatkan. Pada titik ini, nilai pendidikan di dalam teater menemukan maknanya. Teater bukan hanya mengajarkan seseorang memiliki skill teater tetapi juga mengajarkan nilai kedirian yang selama ini alpa.

Hal-hal yang mengait kesadaran semacam ini, akan banyak dijumpai dalam perbincangan yang lebih intim di mana orang per orang tidak hanya sekedar membuncahkan ideologi semu atau artistika menara gading seputar teater. Seorang pengusaha, pejabat, atau orang penting lainnya ketika pada satu saat datang untuk menyaksikan pertunjukan teater, mungkin bukan karena hendak mencari hiburan melainkan ingin bernostalgia pada masa di mana mereka pernah terlibat dalam proses teater. Ketika orang-orang ini saling berbicara tentu saja mereka tidak akan menggelarkan ideologi berteater melainkan nilai teater yang mampu membangkitkan kesadaran diri dan mempengaruhinya untuk melakoni kehidupan. Sebuah kesadaran yang sangat berharga dan mampu menempatkan teater pada posisi tertentu dalam hidup seseorang. Menarik dan patut diapresiasi serta dapat dijadikan pemahaman baru bagi pelaku teater bahwa profesi teater bukanlah profesi sembarangan karena ia mampu menyadarkan seseorang dalam membangun karir.

==== bersambung ====

Share This :

0 komentar