BLANTERWISDOM101

Gedung Teater

Minggu, 21 April 2024


 

Oleh: Robert Cohen dan Donovan Sherman

(diterjemah bebas oleh Eko Santosa dari Bab 1 buku, “Theatre Brief Eleventh Edition”, karya Robert Cohen dan Donovan Sherman, diterbitkan McGraw-Hill Education, New York, tahun 2017)

Gedung teater tidak selalu berupa bangunan tertutup. Semakin besar “theatron” di zaman Yunani Kuno kemungkinan hanya berupa tanah kosong melingkar di mana para performer (penampil)  menyanyikan lagu pujian dan menari di depan penonton yang duduk di tempat duduk yang ditata serupa lereng. Syarat minimal gedung teater adalah adanya area untuk bermain (akting) dan area untuk melihat dan mendengar.

Seiring teater tumbuh menjadi populer dan penting dan menyebar ke berbagai budaya dan geografis berbeda, struktur bangunannya menjadi lebih besar dan lebih rumit. Produses teater menambah lebih dan lebih kursi penonton, jadi kursi lereng segera berubah menjadi kursi berundak, setiap levelnya memberikan keleluasaan bagi penonton untuk menyaksikan pertunjukan. Dan seiring dengan tumbuh kembangnya teater, perhatian juga diberikan pada akustik (kualitas suara yang asal katanya dari Yunani, “acoustos”, yang berarti terdengar) sehingga suara yang datang dari arah panggung akan terlindung dari tiupan angin dan langsung menuju ke audiens (berasal dari bahasa Latin, “audentia” yang berarti orang yang mendengar).

Seringkali, ruang teater dapat dengan mudah didefinisikan. Hubungan mendasar yang ada di zaman Yunani Kuno masih dapat diterapkan di teater di seluruh dunia: audiens ada di “atas sana”, aktor ada di “bawah sini” - yang artinya terpisah. Meskipun kadang-kadang ruang disatukan sehingga aktor bercampur – dan terkadang berinteraksi – dengan audiens.

Gedung teater mungkin merupakan struktur yang kompleks. Teater Yunani pada abad keempat Sebelum Masehi – periode yang serta merta diikuti zaman keemasan penulis lakon Yunani – merupakan bangunan batu besar, beberapa dapat menampung sampai tujuh belas ribu penonton. Kecemerlangan “tiga-cerita” teater zaman Romawi dengan tiang keemasan, kanvas tenda, ukiran batu pualam yang rumit, seringkai didirikan untuk festival dramatik di tahun-tahun terakhir Republik. Teater zaman Elizabethan megah dan gagah berdiri menjulang mendominasi langit London seperti digambarkan dalam ilustrasi peta kota pada abad ke-16. Gedung-gedung teater megah dibangun di seluruh Eropa dan di kota-kota besar di Amerika pada abad ke-18 dan ke-19. Masih banyak yang digunakan hingga hari ini, berkompetisi dengan berbagai bentuk gedung teater baru yang digunakan sebagai pusat kebudayaan di kota-kota metropolitan di seluruh dunia. Teater (gedung) merupakan hal fundamental dalam arsitektur urban, sama halnya dengan teater (seni) dalam masyarakat kontemporer.

Perusahaan atau Grup Teater (Kumpulan Aktor)

Teater merupakan seni kolaboratif yang melibatkan puluhan bahkan ratusan orang yang berkerja bersama dalam sebuah pementasan. Menurut sejarahnya, praktisi teater dari berbagai ragam spesialisasi telah lama bergabung menjadi satu tim dalam semacam perusahaan, atau grup. Sejak abad ke-4 Sebelum Masehi, semacam grup para pemain berkelana ke desa-desa dan menetap di kota untuk mempersembahkan serangkaian lakon dengan tujuan sebagai mata pencaharian. Secara umum, para pemain tersebut termasuk, “aktor-penulis” dan “aktor-teknisi” sehingga dapat menyelenggarakan usaha tersebut secara mandiri baik dalam penulisan lakon, persiapan teknis dan artistik, serta mementaskan karaya-karya teater sekaligus sebagai penanda perusahaan (grup) mereka. Beberapa dari grup – dan karya yang mereka hasilkan – melegenda. Grup The Lord Chameberlain’s Men di London, mencatat bahwa William Shakespeare sebagai anggota mereka. Grup The Illustrious Theatre dari Paris didirikan dan diketuai oleh “aktor-penulis” hebat, Moliere. Pengaruh perusahaan (grup) teater ini lebih lama dan bertahan dibandingkan dengan struktur bangunan gedung teater. Mereka merepresentasikan sisi kejeniusan dan kreativitas teater yang mana tidak bisa ditampakkan oleh batu dan baja. (**)

Share This :

0 komentar