BLANTERWISDOM101

Teknik Akting untuk Pembicara

Rabu, 14 September 2022


Oleh: Ed Borrow

Apakah Anda menginginkan penghargaan semacam Academy Award dalam setiap wicara Anda? Apakah Anda menginginkan setiap cerita yang Anda sampaikan memiliki kekuatan dahsyat meskipun telah Anda ceritakan 500 kali? Banyak pembicara sukses menerapkan teknik akting untuk meningkatkan kemampuan mereka. Terlepas dari itu, profesi sebagai pembicara sama dengan profesi sebagai aktor – membuat penonton terlibat (merasa menjadi bagian dari cerita). Para aktor melakukan hal tersebut dalam hitungan bulan dan tahun. Lalu bagaimana mereka bisa selalu terlihat segar? Itulah yang mesti dipelajari oleh para pembicara dari sisi bisnis pertunjukan.

Selama 12 tahun sebagai aktor profesional, merupakan hal yang keuntungan bagi saya karena bisa belajar dari para pelatih yang mengagumkan di New York dan Los Angeles, di antaranya adalah; Lee Strasberg, Mary Tarcai, Warren Robertson, David Craig, dan Jose Quintero. Pelatihan-pelatihan akting ini sangat berharga dalam karir profesional saya sebagai pembicara. Berikut saya sampaikan 10 rahasia praktis dari seni akting yang dapat Anda gunakan untuk meraih penghargaan.

Rahasia Pertama: Improvisasi

Improvisasi bermakna bahwa Anda harus melakukannya sepanjang pembicaraan (penyampaian materi). Hal ini juga berarti Anda harus mampu melepas diri untuk mencoba hal-hal baru dan menarik. Para aktor menerapkan improvisasi untuk membebaskan daya kreatif mereka dalam rangka menemukan kenyamanan atas naskah yang mesti dibawakan. Anda dapat berimprovisasi dengan mencoba cara-cara lain dalam menstrukturkan wicara. Melalui improvisasi dengan kata-kata kunci dalam bernegosiasi, saya berhasil memiliki cerita yang tak terlupakan yang mana secara tak sengaja gigi palsu kakek saya sampai terlempar jatuh. Hal ini tentu saja tidak ada kaitannya dengan negosiasi, tetapi cerita tersebut mampu mendapatkan pesannya dengan penuh kehangatan dan humor.

Tony Alessandra, seorang pembicara, mengimprovisasikan sebuah cerita untuk menjelaskan perbedaan Golden Rule dan Platinum Rule. “Suatu hari”, kenangnya, “satu hal tiba-tiba melenting dari pikiran saya tentang ibu saya yang sedang melayani orang-orang di restoran seolah-olah ia berada di dalam dapurnya sendiri, dan saya membangun cerita dari kejadian ini.” Improvisasi membawanya jauh menuju ke sebalik kenyataan. 

Coba praktikkan naskah cerita Anda dengan jalinan kata-kata improvisasi – Anda akan menemukan bahasa dan model penyampaian yang lebih mengasyikkan. Anda bisa menyelaraskan waktu dalam menyampaikan wicara dengan melipatkan kecepatan bicara normal atau menyampaikannya secara gibberish (bahasa bayi).

Saya teringat ketika menonton di Sid Caesar, pembicara sekaligus aktor Alan Ovson berimprovisasi dengan menggunakan bahasa asing dan aksen daerah tertentu untuk menekankan pesan yang hendak disampaikan. “Saat hal ini dilatihkan dengan keras,” kata Ovson, “99 persen wicara asli saya improvisasikan berdasar suasana hati dan reaksi penonton.” 

Gagasan penggunaan imrproviasi ini akan menjaga Anda untuk selalu bebas dan terbuka. Improvisasi akan memberi Anda ruang untuk kreatif dan spontan.

Rahasia Kedua: Personalisasi Cerita 

Kunci bercerita bukanlah menghafal kata-kata melainkan memahami peristiwa dan pengalaman di dalamnya. Aktor melalukan hal ini dengan menggunakan teknik yang disebut personalisasi. Teknik ini dilakukan melalui penjumputan pengalaman kehidupan nyata yang Anda alami dan mengaplikasikan kekuatan emosi (perasaan) pengalaman tersebut ke dalam akting adegan maupun cerita. Personalisasi adalah rahaisia aktor untuk berakting secara riil.

Sebagai contoh, ketika Anthony Hopkins memerankan Hannibal Lecter si pembunuh berantai dalam film Silence of the Lambs, ia merekreasi pengaruh emosi dari pengalaman hidupnya di mana pada saat itu ia benar-benar berada di luar kontrol sehingga memiliki hasrat untuk melukai seseorang. Apa yang kita saksikan dalam film, Hopkins sebagai pembunuh psikopat. Secara nyata, Hopkins sebagai aktor mampu mewujudkan kenyataan emosional atas pengalaman hidupnya ke dalam kenyataan lain (film).

Sebagai pembicara, personalisasi berarti mampu membawa (melibatkan) diri Anda ke dalam apa yang sedang Anda bicarakan.  “Dalam bercerita,” Patricia Fripp memberikan nasihat, “jika Anda tidak dapat merasakannya, maka penonton pun akan demikian.” Buatlah penonton terlibat dengan menghidupkan kembali pengalaman bersama mereka. Hasilnya, setiap saat Anda mengkreasi ulang pengalaman, akan terlihat segar (baru). Bahkan ketika Anda menjelaskan sesuatu yang terjadi pada orang lain, buatlah hal itu seolah-olah Anda alami. “Semua cerita saya adalah cerita personal,” kata Tony Alessandra, “jika aku mendengar cerita yang aku sukai, aku akan menggarapnya untuk menjadi ceritaku. Aku akan menceritakannya secara berbeda dari siapapun.”

--diterjemah  secara bebas oleh Eko Santosa dari: http://www.brodow.com--

=== bersambung ===

#teater #akting #aktor #seni #ekosantosa #theaterbyrequest

Share This :

0 komentar