BLANTERWISDOM101

Teknik Akting untuk Pembicara - 2

Rabu, 21 September 2022

 


Oleh: Ed Borrow

Rahasia Ketiga: Tujuan yang Kuat

Setiap aktor memiliki tujuan dalam setiap adegan yang dimainkan, dan sebuah tujuan akan terus menyertai jalinan peristiwa dari keseluruhan lakon. Tujuan akan memotivasi karakter. Tujuan utama Hamlet adalah membunuh Claudius, pamannya. Hamlet menemukan banyak rintangan dalam perjalanannya, namun tanpa tujuan utama ini, kemenarikan lakon tak dapat dibangun.

Sebagai pembicara, tujuan utama Anda adalah apapun yang ingin Anda sampaikan kepada penonton, sudut pandang Anda. Tujuan utama saya adalah meyakinkan penonton bahwa negosiasi untuk mencapai solusi saling menguntungkan lebih produktif dibanding soal menang-kalah. Joe Calloway, seorang pembicara, mengatakan, “Tujuan utama saya adalah, penonton dapat berkata, ‘Wow, sungguh tak terlintas dalam pikiran saya sebelumnya’. Hal ini akan membantu mereka menemukan perspektif baru.” Sementara itu, tujuan Barry Wisher adalah, “Tidak hanya sekedar mempresentasikan gagasan, namun bagaimama mengeksekusi gagasan tersebut.”

Tanpa tujuan, Anda bagaikan kamus berjalan saja. Jadi, segera bersiaplah dan tampillah secara berkualitas (dengan tujuan yang kuat).  

baca juga : Teknik Akting untuk Pembicara

Rahasia Keempat: Teatrikal 

Para aktor selalu berusaha untuk terlihat nyata dan meyakinkan di atas panggung. Namun demikian, kenyataan panggung itu dilebihkan dari kenyataan kehidupan sesungguhnya. Kenyataan tanpa teatrikalitas akan membosankan. Bahkan film yang menyajikan cerita paling nyata pun memerlukan sentuhan teatrikalitas.

Tampil secara teatrikal bagi pembicara berarti, “Anda harus menjadi diri Anda sendiri namun sedikit dilebihkan dibanding kehidupan nyata,” kata Patricia Fripp. Ia menambahkan, “Gaya menjadi bagian dari diri Anda… tetapi mesti dilakukan secara terencana dan disertai maksud tertentu.” Larry Winget pada saat tampil dalam acara humor, bercerita kepada penonton tentang kegiatannya berbelanja bersama istri di mana mereka melihat displai alat penyedot. Ia berkata, “Kegiatan belanja itu berakhir dengan saya menempelkan alat penyedot di kepala saya dan membantu seorang botak menarik alat penyedot dari kepalanya kemudian menempelkan alat penyedot lain di kepalanya untuk mencoba fungsi alat itu dan kemudian kami saling tertawa.”

Marianna Nunes, juga seorang pembicara, menambahkan. “Seorang performer handal bahkan bisa hanya sekedar membaca buku telepon tetapi tetap mampu menghibur penonton.” Ketika Anda berkomunikasi dengan penonton secara luas, banyak terdapat percikan elektrik yang melayang-layang. Gunakankah percikan elektrik tersebut. Ambil dan tampilkan.

Rahasia Kelima: Mulailah Sejak Adegan Awal 

Kesan pertama sangatlah penting. Para aktor mengetahui bahwa mereka harus segera memesona penonton. Mereka melakukan ini dengan, “mulai sejak awal adegan”, di mana energi sudah mereka tingkatkan penggunaannya sejak permulaan. Bagi pembicara, “Energi Anda akan memotivasi sekaligus juga memberi penyegaran bagi penonton,” kata Maria Nunnes. “Anda harus memanas sejak mulai.” 

Banyak pembicara memberikan nasihat, “Tampillah dengan menohok.” Ini bukan berarti bahwa Anda harus membuka adegan dengan berteriak atau melonjak-lonjak. “Selaraskan dengan energi penonton dan mulailah tampilan dengan energi sedikit lebih tinggi.” Nunnes menyarankan, “Jika mereka berada dalam kondisi lesu, maka janganlah memulai dengan terlalu bergairah karena bisa jadi hal itu justru akan membuat mereka berpaling dan abai.”

Alan Ovson bercerita, “Saya mengajak penonton sebanyak mungkin dan secepat mungkin untuk terlibat,” katanya, “jadi mereka dapat segera merasakan adegan, kehangatan, suasana, dan perasaan dalam cerita.”  Sementara itu, saya sendiri sering melihat, seorang pembicara memerlukan waktu satu setengah jam untuk memanaskah suasana. Jika demikian yang terjadi, maka Anda akan kehilangan penonton.

Rahasia Keenam: Bekerjalah dari Momen ke Momen

Aktor yang hebat adalah reaktor yang hebat. Mereka selalu berusaha keras untuk bekerja dari momen ke momen. Hal ini berarti mereka menjaga rasa dan pikiran mereka untuk terbuka dan waspada, bukan untuk mengantisipasi apa yang dikerjakan oleh aktor lain. Penampilan Jack Nicholson, misalnya, sangatlah menarik karena respons yang dia berikan kepada aktor lain berjalan secara spontan dan tak terencana.

Hindari untuk menjadi seorang pembicara yang merasa tahu kapan mesti jeda pada saat tertentu dalam presentasi untuk memberi kesempatan penonton tertawa tanpa mempedulikan apakah itu berhasil atau tidak. Hadirlah secara penuh. Ikutilah perasaaan Anda untuk waspada atas segala yang mungkin terjadi pada saat Anda presentasi agar Anda segera bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. 

Joe Calloway mencatat hasil observasinya dan menyatakan bahwa, “Keajaiban terjadi secara spontan sebagai hasil reaksi penonton. Seringkali materi terbaik saya temukan dalam sebuah pertemuan. Presensatasi yang saya lakukan bukanlah seperti kereta api yang terkunci pada relnya, justru lebih menyerupai selancar air, bergerak naik ke sini, turun ke sana, dan terkadang gagal.” Tony Alessandra menyetujui hal ini. Ia berkata, “Saya sudah punya bayangan materi dalam kepala saya, tetapi saya tidak tahu pasti apa yang akan saya ucapkan karena saya lebih suka untuk terlibat dengan penonton.” Ia melanjutkan, “Ketika Anda bertanya kepada penonton, mungkin Anda akan mendapatkan jawaban tak terduga, dan Anda harus bisa memainkan jawaban itu. Beberapa materi terbaik saya memang datang dari penonton.”

diterjemah secara bebas oleh Eko Santosa dari: http://www.brodow.com

==== bersambung===

#teater #akting #aktor #seni #ekosantosa #theaterbyrequest

Share This :

0 komentar