BLANTERWISDOM101

Akting dan Demam Panggung

Kamis, 04 Agustus 2022

 

Oleh: D.L. White

Satu pertanyaan umum yang seringkali diucapkan oleh seseorang yang hendak mempelajari akting adalah, bagaimana caranya mengatasi demam panggung. Jawaban sederhana dan singkat adalah coba saja langsung tampil di atas panggung. Sekarang, mungkin tidak banyak yang mengakui, namun bisa disaksikan bahwa kekuatan pengulangan tidak boleh diabaikan. Artinya, pengalaman tampil di atas panggung itu dilakukan secara terus berulang akan dapat dijadikan patokan. 

Hal pertama yang wajib Anda pahami tentang demam panggung, terutama menyangkut akting, adalah akar dari ketakutan tersebut. Pada masa saya mengikuti awal kelas aktingnya Sanford Meisner, seorang guru akting, menjabarkan takut atau FEAR menjadi; False (kesalahan), Evidence (bukti), Appearing (muncul), dan Real (nyata). Artinya, ketakutan adalah sebuah bukti yang sesungguhnya keliru meskipun tampak nyata. Oleh karena itu, sekarang mesti dipahami bahwa ketakutan adalah hal normal dan menjadi bagian dari mekanisme kehidupan kita, seperti halnya kendali roda yang selalu ada di dalam mobil, katakanlah begitu. Lebih jauh dianalogikan dalam kelas akting yang saya alami bahwa seorang bayi selalu memiliki ketakutan ketika pertama kali dilahirkan di dunia. Karena itulah ia menangis dengan keras. Hal-hal berikutnya yang terjadi kemudian merupakan perilaku yang dipelajari oleh sang bayi selama perjalanan hidup. Beberapa kondisi rasa takut tersebut nyata dan merupakan perlindungan diri dari ancaman rasa sakit. Masalahnya adalah ketika ketakutan tersebut muncul dari satu tempat di luar nalar, seperti halnya demam panggung yang muncul ketika hendak memerankan tokoh dalam drama.

Setiap orang pasti akan menyadari keuntungan memiliki rasa takut ketika berhadapan dengan beruang liar. Ada alasan rasional untuk takut jika beruang liar tersebut tiba-tiba muncul menandak di hadapan kita. Beruang merupakan representasi ancaman mendadak atas fisik kita dan kita menjadi takut dan hal itu baik bagi kita. Artinya, kita kemudian bisa menghindarkan diri dari ancaman melalui alarm rasa takut tersebut. Tetapi bagaimanapun, mari kita refleksikan bahaya apa yang mengancam ketika kita melakukan akting di atas panggung. Tidak ada banyak alasan untuk itu kan? 

Para penonton jelas tidak akan menyerang kita seperti halnya beruang liar. Jadi, demam panggung itu sebenarnya persoalan apa? Kekhawatiran umum yang terjadi adalah pikiran, “mungkin nanti penampilanku tidak bagus”, atau “para penonton tidak akan menyukai penampilanku”, atau beberapa variasi dari dua kekhawatiran tersebut. Dari semua itu, yang paling jelak adalah satu kekhawatiran bahwa nanti kita akan melakukan kesalahan di atas panggung. 

Keinginan kita untuk dapat diterima di dalam kelompok (sosial) telah ada dan mendarah daging sejak kita kanak-kanak. Hal ini secara umum dapat membantu perkembangan hidup hampir setiap orang, dan dapat dikatakan, hal ini memberikan kenyamananan daripada kerugian. Akan tetapi, di dalam akting hal ini justru merupakan sesuatu yang kurang baik. Bagaimanapun, ketakutan yang merugikan dan ada dalam diri dapat menjauhkan aktor dari kesempatan. Sementara itu, dengan mengatasi ketakutan yang dimiliki akan membantu seorang aktor menghindari kerugian di kemudian hari.

Langkah awal untuk melewati batas sosial yang tercipta adalah penerimaan dan pengakuan. Mungkin Anda dengan mudah dapat menerima dan mengakui bahwa ketika Anda melakukan akting Anda juga memiliki rasa demam panggung. Berikutnya, Anda mesti dapat menerima sekaligus mengakui bahwa sebab dari demam panggung itu sesungguhnya irasional. Oleh karena itu, langkah berikutnya adalah tetap tampil dan berakting di atas panggung. Karena Anda tahu bahwa rasa takut itu irasional, maka yang perlu Anda lakukan sekarang adalah melewatinya. Anda harus melakukan ini karena kemampuan melewati ketakutan pun juga telah lama mengurat-akar dalam diri kita. Sama halnya para psikolog dalam menerapi penderita kelainan kompulsif-obsesif untuk melewati ketakutan irasional yang dihadapi. Bagi yang takut terhadap kuman, mereka diberikan terapi untuk memakan makanan yang diletakkan dalam kantong sampah yang sangat bersih. Orang yang takut terbang, diajak untuk naik pesawat terbang, terus-menerus sampai ketakutan yang irasional itu hilang. Jika tidak demikian, maka akan menjadi sangat sulit mengatasi ketakutan irasional yang terus dipertahankan.

Hal utama dari persoalan ini adalah mengalihkan fokus dari hal-hal negatif kepada hal positif, yaitu akting. Anda mengikuti kelas akting untuk sebuah alasan pasti, yaitu memberikan pada Anda lingkungan nyaman untuk bekerja dan mengembangkan keterampilan. Anda membutuhkan energi yang sama untuk dua hal, yaitu berkata pada diri sendiri, “Saya akan duduk saja dan tidak akan tampil di panggung karena saya takut”, dengan “Saya akan naik ke atas panggung dan berakting”. Mungkin Anda perlu mendorong diri sendiri pada awalnya, tetapi setelah itu, lambat atau cepat, Anda akan menyadari bahwa akting Anda akan semakin membaik dan demam panggung Anda menghilang. Dan Itu pasti akan terjadi.

Jika Anda tertarik untuk mengikuti kelas/sekolah akting, pilihlah sekolah akting terbaik yang memiliki banyak relasi dan komunitas berbagi. Melalui relasi dan komunitas berbagi di kelas tersebut Anda dapat memperkenalkan diri melalui presentasi karya. Bahkan ketika Anda berada di sekolah akting, model berbagi melalui presentasi karya sangat penting artinya untuk membangun kepercayaan diri dan mengatasi demam panggung. Keuntungan relasi dan komunitas berbagi harus digunakan untuk mewujudkan secara nyata kemampuan akting Anda.

Satu hal yang perlu Anda ingat adalah akting merupakan keinginan dan mimpi Anda. Jangan sampai bukti keliru yang terlihat nyata seperti halnya demam panggung itu memutuskan rangkaian mimpi Anda. Anda bisa dan akan mampu melewati atau mengatasi demam panggung, dan mungkin hal ini akan sedikit membuat tidak nyaman ketika Anda melakukannya. Anda harus memiliki kepercayaan untuk tetap terus, setiap orang yang bekerja dalam bidang akting secara profesional juga pernah mengalami demam panggung dan mereka semua bisa mengatasinya. Untuk itu teruslah berusaha dan hal yang sama pun (profesionalitas) akan datang pada diri Anda. (**)

Diterjemah oleh Eko Santosa dari http://EzineArticles.com/?expert=D.L._White

Share This :

0 komentar