BLANTERWISDOM101

MINDSET DALAM SENI PERAN

Kamis, 09 Juni 2022

 


Oleh: Eko Santosa

Stanislavsky melalui sistemnya menyadarkan para aktor bahwasanya akting bukanlah sebuah mitos. Sudah lama menjadi pemahaman umum bahwa pesona seorang aktor muncul karena sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Oleh karena itu banyak usaha dilakukan demi menjelaskan sesuatu yang belum jelas tersebut. Alih-alih timbul pencerahan, justru mitos satu datang di antara mitos lain untuk mendapatkan pesona tersebut. Maka menjadi tidak heran jika hari-hari ini, mitos tersebut masih beredar di seputaran jagad keaktoran. Seolah ingin membenahi budaya yang telah kaprah tersebut, Stanislvasky menghadirkan sistem pelatihan yang mesti ditempuh oleh seorang aktor agar kualitas seni perannya meningkat.

Proses latihan peran yang dilakoni oleh Stanislavsky didasari pada keinginan untuk menghadirkan laku aksi di atas panggung bagaikan kehidupan yang senyatanya. Semua latihan dilakukan demi capaian seperti itu dan kesemuanya dicatat. Termasuk di dalamnya kegagalan metode tertentu bagi aktor tertentu sehingga diperlukan metode lain dengan tujuan yang sama. Karena tercatat, maka observasi dan riset menjadi satu keharusan. Dengan demikian semuanya memiliki landasan logika yang kuat. Misalnya, olah suara adalah bagian dari latihan fisik karena meskipun yang dihasilkan adalah suara yang tak terlihat namun yang dilatih dan digerakkan adalah organ tubuh yang memproduksi suara. Maka dari itu, untuk memproduksi suara dengan kekuatan tertentu, kejelasan tertentu, ketahanan tertentu bagian fisik yang berkaitan dengan tujuan itulah yang dilatihkan. Seperti umum diketahui, suara berkaitan sangat erat dengan pernafasan sehingga latihan organ tubuh manusia yang memproduksi pernafasan perlu dilakukan.

Melalui pencermatan yang logis semacam itu, latihan peran menjauh dari pembangunan mitos. Melalui latihan-latihan dengan dasar logika semacam ini, aktor dapat menemukan kualitas permainannya. Bahkan, seorang aktor yang dikatakan memiliki bakat pun perlu melakukan latihan dan bukan sekedar dibiasakan untuk terlibat bermain dalam berbagai produksi. Artinya, bukan “bisa karena biasa” melainkan “bisa karena berlatih/berusaha”. Seorang calon aktor dapat lahir sebagai aktor yang handal dan penuh pesona hanya jika mau berlatih. 

Latihan-latihan peran yang dilakukan oleh Stanislvasky kemudian dibukukan dan dikenal sebagai The System. Melalui sistem ini, para calon aktor dapat melatih dirinya untuk meningkatkan kemampuannya dalam bemain peran. Namun demikian, perlu dipahami bahwa hal utama yang harus diperhatikan dalam sistem Stanislavsky adalah perubahan mindset. Secara umum mindset dapat diartikan sebagai kumpulan pemikiran yang terbentuk sesuai dengan pengalaman dengan keyakinan sehingga dapat mempengaruhi perilaku atau cara berfikir seseorang. Pemikiran bahwa kemampuan keaktoran adalah bakat, anugerah, atau proses membiasakan diri dalam bermain peran atau aktor tidak perlu terus berlatih karena nanti ketika berada di atas panggung dengan sense seni peran itu akan muncul dengan sendirinya mesti diubah. Setiap calon aktor dan aktor, siapapun itu, mesti terus memberdayakan dirinya dengan senantiasa berlatih. Mindset ini mesti dipegang teguh sebab setiap peran membutuhkan observasi, pendekatan, dan metode latihan yang berbeda-beda sehingga tidak satu jenis latihan dapat digunakan untuk semua peran. Tanpa dasar pemikiran yang demikian, akting hanya akan menjadi seni kebiasaan yang pada akhirnya justru mendangkalkan makna seni itu sendiri. (**) 


Share This :

0 komentar