BLANTERWISDOM101

Antara Makna dan Budaya Kerja: Catatan tentang Tata Panggung - 3

Rabu, 06 April 2022


Oleh: Eko Santosa

2. Makna dan Artistika

Tata panggung tergolong ke dalam tata artistik karena hasil karyanya dapat dinikmati mata secara langsung. Semua tata artistik di dalam seni teater dapat dinikmati indera secara langsung. Oleh karena itu, tata artistik adalah wujud dan wujud mesti menyiratkan makna. Ketika keindahan wujud saja yang ditampilkan, maka hanya aspek artistika yang terpenuhi. Belum tentu makna dari artistika tersebut dapat dirasakan oleh penonton. Kedua hal ini saling mendukung bahkan berkelit kelindan antara satu dengan yang lain. Akan tetapi karena tata panggung masuk ke dalam hal yang bersifat teknis, maka keindahan artistika umumnya lebih didahulukan.

baca juga :
Antara Makna dan Budaya Kerja: Catatan tentang Tata Panggung-1
Antara Makna dan Budaya Kerja: Catatan tentang Tata Panggung-2

Pendahuluan keindahan artistika kemudian seolah-olah menjadi standard bagi para pekerja tata panggung. Pemujudan benda-benda panggung yang bakal ditata dan disusun menjadi faktor penentu keberhasilan. Seorang penata panggung dapat disebut piawai ketika menguasai teknik untuk mewujudkan benda-benda panggung ini. Kelompok teater sekolah dan amatir seringkali mengutamakan keindahan tampilan semacam ini. Bahkan untuk satu produksi berbiaya rendah pun, artistika diniscayakan ada. Pada titik ini terkadang tata panggung teater terkesan menjadi seadanya dan kurang bisa mewakili psikologi adegan yang ditampilkan. Pada banyak produksi, penonton tahu bahan, teknik, dan konstruksi bangunan yang dibuat sehingga hanya tampak muka yang diutamana sementara dimensi sedikit banyak diabaikan. Atau, bahan sederhana, teknik sederhana, dan tata rupa juga sederhana sehingga hasilnya justru menjauh dari makna. Padahal jika saja makna yang diutamakan, kemungkinan produksi berbiaya rendah tersebut dapat menampilkan tata panggung yang lebih menggugah dalam mencermati adegan demi adegan.

Problematika ketakhadiran makna dalam tata panggung pada sebuah pertunjukan memang kurang sering disuarakan. Kebanyakan orang masih menganggap dan meletakkan tata panggung sebagai faktor pendukung pementasan teater secara permanen. Ia tak lebih dari penyedia ruang permainan bagi para aktor. Kebanyakan orang juga masih sepakat bahwa keindahan tata panggung adalah tampilan luarnya, seberapa ia persis dengan kenyataan, seberapa lurus garis yang ada, seberapa presisi peletakan benda-bendanya, dan seberapa menarik ia dipandang mata. Secara harfiah, kemampuan tata panggung kemudian hanya dilihat dari segi kekriyaan. 

Sementara itu jauh dari tampilan luarnya terdapat kedalaman makna dari tata panggung. Ia tidak hanya sekedar ruang yang disediakan untuk para pemain serta penghias latar peristiwa. Segala apa yang disusun dan ditata dalam tata panggung dapat menyampaikan pesan tersendiri. Pesan yang terkandung dalam lakon atau pesan yang merupakan asimilasi antara interpretasi sutradara, penata panggung dan kehendak penulis lakon. Melalui perwujudan, tata letak, dan susunan benda-benda panggung ini penonton mendapatkan tambahan penguatan makna atas peristiwa yang terjadi. Penguatan makna pada tampilan artistika inilah yang membuat tata panggung menjadi karya estetik. Ia tidak hanya indah secara fisik namun sekaligus memberikan kedalaman makna.

Memadukan antara tampilan fisik dan makna memang bukan soal yang gampang untuk dipelajari dan lakukan. Namun, penata panggung mesti memiliki kemampuan memproduksi makna selain piawai dalam menampilkan keindahan bentuk fisik tata panggung sesuai kehendak lakon. Untuk itu, pelajaran tata panggung, selain teknik-mekanik, juga mesti mengajarkan bahasa seni di mana makna merupakan bagian integral. Konsep tata panggung dengan demikian, tidak hanya mengulik sifat-sifat artistik, namun dapat lebih jauh menuju karya yang estetik.

====== bersambung ========


Share This :

0 komentar