Malam ini TbR kembali melakukan
latihan dari rumah melalui WA Group. Materi utama latihan kali ini adalah “Telisik
Adegan” sebagai bagian dari proses pembelajran. Dalam latihan ini peserta
ditempatkan sebagai observer yang akan melakukan pengamatan secara mendalam
atas adegan yang diberikan. Pada pengamatan ini mungkin peserta memiliki
tanggapan, kritik, penyesuaian atau bahkan menemukan kejanggalan. Tugas peserta
adalah mengungkapkan pendapatnya atas adagen yang diberikan.
Adegan 1:
Rumah besar dan mewah dengan
ukiran lengkap. Di salah satu sudut ruangnya terdapat meja dan kursi belajar
antik. Di atas meja terletak lampu belajar kuno, dan di dinding sebelah kanan
terdapat lemari buku dari kayu pilihan. Artojo duduk di kursi, membelakangi
meja, sedang menulis sesuatu di telapak tangannya. Terasa ada sesuatu di dalam
pikirannya. Tak berapa lama Ibunya masuk dan menanyakan apakah Artojo ingin
makan atau tidak. Dengan sedikit tergagap, Artojo berkata, “Tidak bu,
terimakasih. Saya belum merasa lapar”.
Pada adegan yang diberikan
hampir semua peserta terpaku pada Artojo atau aktor dalam adegan tersebut.
Hanya sedikit peserta yang memperhatikan lingkungan di mana adegan itu
dilangsungkan. Kecenderungan memperhatikan tokoh/aktor merupakan kebiasaan
dalam sistem pelatihan dramatik di mana unsur-unsur lain seolah diabaikan. Memang
secara profesional tata artistik sudah menjadi tanggung jawab penata artistik
untuk mewujudkannya di atas pentas. Namun tanpa memperdulikan atau memahami
tata artistik akibatnya juga akan fatal bagi aktor. Bagaimanapun juga tata
lokasi kejadian, waktu kejadian dan atmosfer kejadian itu penting artinya bagi
aktor untuk beraksi dan tentu saja bagi penonton untuk menemukan makna adegan
secara keseluruhan.
Adegan 2:
Ruang tamu lumayan besar dengan
perabot lengkap. Meja, kursi, vas bunga, hiasan-hiasan dinding, almari pajang
dari kaca, dan foto hitam putih. Dua orang, Ngardikin dan Doliham sedang
membicarakan satu hal serius atau mungkin rahasia. Pintu dan Jendela tertutup
rapat. Ngardikin menoleh ke kiri dan ke kanan sebelum berbisik kepada Doliham, “Tapi
kamu jangan bilang siapa-siapa ya?”. Doliham mendengarkan sambil was-was karena
berpikir ada mata yang melihat, “Aku akan tutup rapat rahasia ini”, jawabnya sambil
berbisik pula.
Pada adegan kedua, peserta
setelah diberikan evaluasi mulai menyadari pentingnya lokasi, waktu, dan
atmosfer kejadian. Namun ada beberapa yang perhatiannya hanya tertuju pada set
sehingga melupakan posisi aktor dalam adegan. Namun demikian, pemahaman
mengenai observasi adegan mulai terbuka. Intinya, semua yang ada di atas
panggung dalam sebuah pementasan dapat ditelisik dan dijadikan pelajaran. (**)
Share This :
0 komentar