TbR kembali menggelar latihan
dari rumah melalui WA. Kali ini latihan berjalan pararel dengan Jaringan Guru
Teater Indonesia (JGTI). Setelah sebelumnya TbR berlatih materi “Cerita Terusan” dan
JGTI dengan “Cerita Lanjutan Berdasar Pemaparan", malam ini nomer permainan yang
akan dilatihkan adalah "Puisi Abjad". Aturannya sederhana, setiap orang membuat
satu kalimat puitis dimulai dari huruf “A” dan berikutnya meneruskan kalimat
tersebut namun dimulai dari huruf “B”, demikian seterusnya hingga seluruh
urutan Abjad terpenuhi. Selain melatih imajinasi, "Puisi Abjad" ini melatih daya
pikir, konsentrasi, dan literasi. Sebelum latihan dimulai, peserta diminta
untuk presensi. Hal ini digunakan untuk membentuk semacam lingkaran imajinatif –
karena latihan sesungguhnya dilakukan dengan duduk melingkar. Aturan berikutnya,
kalimat puitis akan dibuat secara berurutan sehingga tidak terjadi crash dalam pengirimannya di WA grup. Berikut
catatan hasil penyusunan Puisi Abjad pada latihan kali ini oleh JGTI dan TbR.
Jaringan Guru Teater Indonesia
Antara lindup cahaya temaram di sepi malam,
Akupun mulai merindu rasa ini
Belum maksudnya aku masih menyihir cinta
tersebut,
Bangunan rapuh, langit tua, pohon suram seperti
menyekapku diam tanpa kutik,
Bagai mimpi tak terarah meski ku menutup mata
tak ada harap,
Bintang gemerlap tanda tak tampak, walau
cahaya menyembul..
Cahaya gelap menutup diri hilang dimakan
amarah,
Dalam sekali kudengar rindu ini di dada,
Engkau mengintip di sela-sela deburan pikiran
yang berkecamuk,
Fantasi anganku menggerutu syahdu,
Gaduh mengetuk ruang ruang imaji,
Hilangkan sunyi bersama bisikan malam, hening...
mungkinkah esok akan datang bersama indahnya cakrawala,
Intip angan dalam bayang bayang ilusi, ingin
ku rengkuh sunyi ini tanpa dirimu,
Janjimu terurai di tiup angin sepoi,
Kaukah itu kekasihku....
Lama nian ku merindukan tawamu,
Meski larut malam tak bersahabat,
Namun ku sabar menanti meski terasa pedih, nantikan bayang di ruas-ruas
jiwa,
Ode melagu di bisu suara,
Pada malam syahdu rintik hujan,
Patah kalimat terbata-bata..
Qadha ini mesti diarungi,
Rasa harus selalu ada walau pahit tuk ditelan,
Sabda itu terdengar nyaring namun penuh makna,
Serasa beban kian menghimpit tuk muntahkan
amarah, Allahu Akbar!
Titipan itu pasti akan diambil, tanpa sisa,
Urungkan niat hitam kawan, nanti kau akan
menyesal
Volume amarah tak harus tumpah-ruah,
Waktulah yang akan berbicara,
Wahai Sang Maha Kuasa... hancurkan amarah
yang membelenggu hidupku!
X adalah abjad hampir menuju akhir, bak
perjalanan waktuku ke pada-Mu
Zaman dan fana.
(Sri Mulyani, Budi Suryanto, Sony Cimot, Eman
Hermansyah, Ray Mengku, Marni, Nocky Kosasih, Dede Syarif, Ahmad Zilalin)
|
Theatre by Request
Amarah merambat pelan bersama mendung
kenyataan.
Bicara hati membuat terasa bagi bersama,
Cinta tenggelam meraup mimpi,
Dendam mana yang lebih pilu dari rindu,
Embun pagi perlahan sirna oleh cahaya mentari,
Fantasi baru hadir bersama lamunanku,
Genggaman yang menerkam tikamanmu,
Hati makin tak menentu, teringat masa yang
telah berlalu,
Ingin kusentuh tubuh indahmu,
Jika tak berdaya akankah semua membisu,
Kuketuk kenangan yang kau kemasi kala kemarau.
Lambat dan lirih masih terdengar mengalun
dalam kalbu,
Meratap aku dalam kalut yang menggebu
Namun aku hanyalah aku dan tetap aku,
Oh angin, kemana lagi Kau akan menuntunku
melangkah,
Pahit memang, tapi akan kuterima itu,
Qunut cinta buatmu yang selalu di hatiku,
Rindu tetaplah rindu, yang aku pinta hanya
temu, bukan puisimu,
Seperti masa masa remaja kita dahulu,
Tak banyak babibu, berlaku, lalu kau
terpesona,
Untaian-untaian hatipun meronta tak berdaya,
Visi ke depanku mulai semu, tak mampu
menembus waktu,
Waktuuu..!!! dia telah membunuhku,
Xoxo… menjadi bukti cinta kita yang kau lupa,
Ya... Tuhan jika malam ini menjadi malam
terakhirku, kualunkan sholawat cinta untuk-Mu,
Zakatkan kuasa-Mu padaku, selain Engkau, ada
dia yang ku rindu.
(Danial, Andri, Dinu, Agung, Galang, Benny,
Djury, Kelik Kenthir)
|
Perbedaan cara penyusunan “Puisi
Abjad” di atas adalah, JGTI melakukannya dengan peserta acak sehingga sering
terjadi crash dan double kalimat dengan awalan huruf yang
sama serta lupa membuat kalimat dengan awalan huruf Y. Sementara TbR berusaha tetap melanjutkan kalimat sesuai urutan pada saat
presensi awal melalui WA dilakukan. Meski begitu, keduanya menampilkan semangat
dan spontanitas yang hebat. Sip!!, Klirr!! dan sampai bertemu dalam latihan
berikutnya. (**)
Share This :
0 komentar